Artikel

RISALAH UMAT

Bab I
Pendahuluan

A. Keutamaan Berdo'a
Esensi manusia terdiri dari dua unsur yang berbeda, unsur jasmani dan rohani. Keduanya mempunya kebutuhan masing-masing pada diri manusia. Kalau jasmani manusia membutuhkan materi untuk ertahan hidup, maka rohani membutuhkan rasa aman, ketentraman jiwa dan kebahagiaan hidup yang abadi. Kebutuhan akan hal itu, manusia sebagai mahluk yang lemah tidak cukup hanya berusaha tetapi juga bermunajat dan berdo'a memohon kepada Sang Penciptanya. Dengan berusaha manusia akan memperoleh kebutuhan jasmaninya dan dengan bermunajat dan berdo'a manusia akan memperoleh kebutuhan rohaninya. Manusia yang hanya mengandalkan usahanya tanpa diiringi bermunajat dan berdo'a ia akan mengalami keterasingan jiwa, stress dan acap kali berakhir dengan bunuh diri. Dalam hal ini Ahmad Zuhdi DH mensinyalir bahwa "Peradaban modern telah menelantarkan serta mereduksi nilai-nilai kemanusiaan yang esensial, sehaingga manusia modern teralienasi dari eksistensinya lalu mengalami keterasingan jiwa"
Oleh karena itu, Allah menyuruh hamba-Nya untuk selalu berdo'a, meminta kepada-Nya segala sesuatu yang dihajatkan olehnya. Kemudian Allah berjanji mengabulkannya. Allah berfirman :


Artinya : Mintalah kepada-Ku pasti Aku mengabulkan permintaanmu.(QS. al-Mukmin, ayat : 60)
Rasulullah bersabda :



Artinya : Sesungguhnya orang yang berdo'a itu tak luput dari salah satu diantara tiga perkara; diampuni dosanya, diberi kebaikan dengan kontan, atau diberi kebaikan yang dikemudiankan.

Atas dasar perintah tersebut, berdo'a tidak hanya memohon sesuatu yang dihajati tapi juga bernilai ibadah, bahkan berdo'a dengan khusu' menurut Imam al-Ghozali adalah puncak segala ibadah. Rasulullah bersabda :


Artinya : Do'a itu sebagai sumsum ibadah
Kemudian apabila ada yang mengatakan apa faedahnya berdo'a sementara qodlo(takdir) tidak bisa dihindari? untuk menjawabnya, cukuplah apa yang dikatakan oleh Imam al-Ghozali dalam kitab Ihya'nya, "Ketahuilah bahwa berdo'a itu sendiri termasuk dari takdir Allah, maka dengan berdo'a sama artinya sebagai penyebab dari terhindarnya malapetaka atau tercurahkannya rahmat. Seagaimana tameng yang merupakan alat penahan serangan tombak dan air sebagai sumber kehidupan tumbuh-tumbuhan, maka demikian juga berdo'a, Keduanya antara do'a dan terhindarnya malapetaka atau tercurahnya rahmat mempunya hubungan sebab akibat. Bukanlah termasuk syarat mengakui adanya takdir Allah, pergi berperang membawa senjata."

B. Adab Berdo'a
Adab berdo'a ada sepuluh macam :
1. Berdo'a pada waktu-waktu mulia, seperti hari Arofah, bulan Romadlon, hari Jum'at dan waktu sahur.
2. Berdo'a ketika dalam keadaan mulia, seperti ketika berperang dijalan Allah, saat turun hujan, waktu diantara adzan dan iqomat, setelah sholat, ketika sujud, dll.
3. Menghadap ke kiblat sambil mengangkat kedua tangan sehingga tampak ketiaknya dan mengumpulkan kedua telapak tangannya dengan mendekatkan ke wajah. Setelah selesai berdo'a kedua telapak tangannya diusapkan ke wajah.
4. Melemahkan suaranya(tengah-tengah antara samar dan keras).
5. Tidak memaksakan diri bersajak(bergaya bahasa).
6. Merendahkan diri, Khusu', dengan penuh rasa cinta dan takut
7. Meneguhkan hati bahwa do'anya pasti dikabulkan
8. Sungguh-sungguh dan diulangi sedikitnya tiga kali
9. Dimulai dan diakhiri dengan Alhamdulillah dan Sholawat
10. Membaca syahadat dan taubat dahulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar